Pantauan di Tugu Rimau kemarin, dipenuhi relawan dari pelbagai unsur. Mereka bersiap untuk menyambut estapet proses evakuasi. “Kami ikut mengirimkan tujuh orang personil untuk membantu evakuasi,”ujar Koordinator Pos SAR Pagaralam, Lettu (SAR) Alparis ZM SSos. “Tadi (kemarin) lima personil sudah ikut naik ke atas,”ujar Kasat Sabhara Polres Pagaralam Iptu Zanzibar.
Pada mulanya jejak berwujud kalung berliontin gading gajah yang sudah dikonfirmasi merupakan milik Jumadi. Benda ini ditemukan SRU beberapa hari lalu sebelum operasi SAR ditutup Basarnas. Kata Otek, kalung ini adalah kunci bagi SRU untuk mencari Jumadi dan Fikri di lerang Merapi Dempo bagian timur laut. Belum lagi lanjut dia, temuan bekas pelosotan di tempat yang sama. “Sehingga pencarian kami putuskan ke arah bibir kawah,”tutur aktivis Wanadri ini.
Pencarian dibantu dengan peralatan seperti teropong. Sore itu (2/11) teropong SRU menangkap sebuah titik yang mencurigakan sekira 300 meter dari bibir kawah. Setelah diperbesar, titik membentuk sebuah tubuh manusia. Berjarak sekitar 100 meter, di balik batu, ujar Otek, SRU juga melihat satu tubuh lagi. “Kondisi keduanya sudah meninggal dunia. “Posisi tubuh itu tertulungkup,”tambah Iwan, relawan dari Forpa Besemah.
Melihat jejak serta lokasi penemuan, diakui Otek, besar kemungkinan bahwa dua pendaki adalah Jumadi dan Fikri. Keduanya terjatuh ketika akan mencapai bibir kawah Merapi Dempo. “Dan sebelum terjatuh, si Jumadi mungkin melepaskan kalungnya lalu meletakkan di lereng Merapi,”ujar Iwan.
Meski mengakui bahwa dua jenazah itu besar kemungkinan adalah Fikri dan Jumadi, namun Otek tak mau gegabah. Ia bilang, tim bertugas untuk mengevakuasinya. Sedangkan untuk identifikasi, ujar dia, itu merupakan ranahnya kepolisian. (ald)
Komentar